Senin, 03 Agustus 2009

PATOLOGI ANATOMI

A. Definisi Patologi Anatomi

Menurut asal katanya, patologi berasal dari bahasa Yunani yaitu patos dan logos. Patos mempunyai arti keadaan penyakit sedangkan logos berarti ilmu sehingga patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan penyakit. Patologi juga dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu kedokteran yang menyelidiki sebab dan akibat terjadinya penyakit atau kelainan Patologi dapat dibagi menjadi tiga yaitu patologi anatomi, patologi klinis dan patologi forensik. Patologi anatomi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mendiagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Patologi forensik adalah cabang dari patologi yang berkaitan dengan penentuan penyakit berdasarkan pemeriksaan atas mayat.

Ilmu patologi anatomi mempunyai cabang yaitu :

1. Histopatologi

Pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologist. Cat yang biasa digunakan adalah hematoksilin dan eosin. Contoh histopatologi yaitu pemeriksaan biopsi jaringan (kanker payudara, kanker kulit dan sebagainya), di mana dalam pengambilan contoh jaringan seperti pada operasi, namun bahan yang diambil hanya sedikit dan kemudian contoh ini dilihat di bawah mikroskop.

2. Sitologi

Pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca dimana cara pengambilan contoh jaringan dengan menggunakan jarum suntik yang kemudian ditusukkan ke dalam tumor atau ductal lavage of breast cell untuk cairan yang diproduksi payudara. Biasanya digunakan pada tumor yang berkonsistensi lunak atau cair atau dapat juga digunakan pada cairan tubuh (cairan pleura paru, cairan cerebral, dan lain - lain). Teknik ini disebut pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)

3. Immunopatologi

Menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu.

4. Sitogenetik

Visualisasi kromosom untuk mengenali cacat genetik seperti translokasi kromosom.

Untuk mendiagnosa kelainan tubuh diperlukan pemeriksaan yang teliti baik secara klinis, radiologis maupun histopatologis. Pemeriksaan histopatogis diperlukkan jaringan tubuh yang didapat dengan cara biopsi dan diperiksa di laboratorium patologi, langkah penting pertama yang harus dilakukkan adalah fiksasi terhadap jaringan tubuh karena sangat menentukkan kualitas sedian patologi yang akan diperiksa. Hasil pemeriksaan biopsi berupa deskripsi mikroskopis sediaan tersebut disertai diagnosa histopatologisnya yang didasarkan pada keterangan klinis dan keterangan lain seperti foto rontgen. Jika menjumpai diagnosa mikroskopik yang tidak sesuai dengan gambaran klinis pasien sebaiknya dilakukkan evaluasi ulang pada pasien karena pada beberapa kasus sediaan yang dikirimkan tidak representatif sehingga perlu diulang lagi pengambilan biopsinya.

B. Kegunaan Patologi Anatomi

Bidang patologi mempunyai peranan vital dalam mendiagnosa penyakit, menentukkan prognosa dan rencana perawatan. Patologi inilah yang meneliti keadaan sel atau jaringan yang abnormal sehingga diketahui faktor penyebabnya untuk mendiagnosa penyakit kemudian ditentukan prognosa dari penyakit tersebut apakah prognosanya baik atau buruk, selanjutnya ditentukan rencana perawatan. Pada umumnya penegakan diagnosa penyakit ditentukan oleh kombinasi pemeriksaan patologi misalnya penyakit ginjal yang menyebabkan terganggunya fungsi ginjal, untuk menegakkan diagnosanya tidak hanya dengan pemeriksaan darah dan urin tetapi juga diperlukan pemeriksaan jaringan biopsi ginjal.

Patologi anatomi dapat digunakan untuk mengetahui perubahan morfologi jaringan dengan gejala klinik. Apabila kematian cepat terjadi maka perubahan pada struktur organ sedikit atau tidak jelas, ini terlihat pada beberapa kasus keracunan sedangkan pada penyakit yang kronis akan terlihat kelainan morfologi dan perubahan struktur yang khas. Ini terjadi karena pada suatu proses patologi diawali dengan terjadinya kerusakan jaringan akibat penyebab penyakit kemudian diikuti dengan perubahan reaktif dari organ tersebut. Penyakit menyerang tubuh dan tubuh akan memberikan reaksi dan akhirnya akan menghasilkan perubahan patologis berupa perubahan struktur dan fungsi dari organ tersebut misalnya pada pasien cirrhosis hepatis, perubahan utama yang tampak yaitu hilangnya arsitektur hati yang disebabkan oleh penebalan jaringan ikat yang berbeda-beda besarnya. Panambahan jaringan ikat terutama di daerah segitiga Kieman. Di beberapa tempat terlihat serabut-serabut tersebut mrnyusup di antara genjel-genjel parenkim hati yang membentuk pseudolobulus.

Berdasarkan perubahan morfologi jaringan tersebut dapat digunakan untuk menentukan prognosa penyakit misalnya pada osteoma terdapat batas yang tegas antara jaringan tulang yang normal dengan massa tumor, ini menunjukkan bahwa tumor tersebut jinak sehingga mempunyai prognosa yang baik sedangkan pada osteosarcoma, terdapat infiltrasi sel-sel tumor ganas ke dalam jaringan tulang sehingga mempunyai prognosa yan lebih buruk.

Perubahan morfologi jaringan kemudian digunakan untuk menentukkan rencana perawatan terhadap kelainan tersebut misalnya seorang pasien kanker payudara dinyatakan tumornya ganas maka disarankan untuk melakukkan pengangkatan atau seorang pasien leukemia maka disarankan untuk melakukkan kemoterapi.