sekarang saya tidak ingin mengulas tentang bumi, bintang dan senja
tapi kali ini saya ingin menulis tentang film yang hari kamis kemarin
saya tonton. film negeri menara adalah film yang diadaptasikan dari
novel yang berjudul sama. film ini sudah saya tunggu penayangannya sejak
akhir tahun kemarin. akhirnya tayang juga hari kamis tgl 1 kemarin,
dengan sedikit perjuangan akhirnya nonton juga ^_^
film
yang mengisahkan tentang perjuangan seorang anak manusia, bernama alif
yang berasal dari salah satu daerah di Sumatra barat. anak yang
tergolong pandai yang sangat ingin melanjutkan sekolah di SMA favorit
selepas SMP. karena, menurut dia itulah pintu gerbangnya untuk meraih
mimpi masuk ITB. bagi dia, ITB adalah impiannya sejak kecil bersama
sohib sekaligus pesaingnya, randai. ternyata impiannya tak sejalan
dengan impian amaknya. amaknya ingin alif masuk pesantren karena amaknya
berpendapat bahwa harus ada regenerasi dari buya hamka karena selama
ini yang masyarakat tau bahwa pesantren adalah tempat anak2 nakal atau
tempat anak2 yang tidak diterima di sekolah umum. alif menentang
keinginan amaknya walau akhirnya ia patuh menuruti kemauan amaknya.
adegan ini adalah adegan pertama yang yang membuat saya meneteskan air
mata ketika ayahnya bilang ke alif "pernahkah amakmu memaksakan
kehendaknya ke waang? tidak kan, amakmu mulia, isa memikirkan masalah
umat" hiks, saya jadi ingat ibu saya, beliau adalah ibu yang pernah
memaksakan kehendaknya kepada saya sampai detik ini, dan mungkin semua
ibu di dunia juga melakukan hal yang sama.
pergolakan
batin terjadi disini, antara ingin mewujudkan impian sendiri atau
menurut dengan orang tua. perjalan ke tanah jawapun dimulai, sampailah
ia ke pondok madani, pengambilan lokasi shootingnya di pondok gontor,
ponorogo dan ini baru pertama kalinya saya melihat pondok gontor, pondok
modern terkenal itu ^_^. ternyata sekolah di pondok madani 4 tahun,
karena ada masa perkenalan 1 tahun, makin saja membuat alif putus asa
dengan ITB. tes masuk pun diikuti, awalnya alif berniat untuk mencoret
jawaban yang salah tapi setelah melihat muka bapaknya yang mengantar dia
tes, akhirnya dia mengganti dengan jawaban yang benar. dengan rencana
Allah, masuklah alif ke pondok madani.
perjuangan disini
pun dimulai, dia sekamar dengan teman2nya dari berbagai daerah yang
kemudian bersahabat dan menjadi sahibul menara. karakter yang berbeda
tapi menyebabkan mereka bersatu. pelajaran pertama di pondok madani
adalah MAN JADDA WAJADDA, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
resep pertama dalam menjalani hidup. kata2 yang saya ingat dari film ini
"orang besar adalah orang yang setelah mendapatkan ilmu disini, dia
akan mengamalkannya ke pelosok2 daerah"...hmmmm apakah saya sudah
menjadi orang besar?? apakah ilmu yang saya dapatkan sudah saya amalkan.
benar2 sentilan kecil
kedisplinan, kerja keras itulah
yang mewarnai perjalanan alif di pondok madani. di film ini
penggambarannya agak sedikit, lebih lengkap di novelnya ^_*.
sewaktu
liburan alif main ke bandung, ke salah satu rumah temennya di bandung.
dia sempatkan ke kosan temennya randai dan mereka jalan2 ke ITB,
kebetulan waktu itu ada seminar nasional dengan pembicara pak habibie.
disinilah sisi dramatis diliatkan, saya trenyuh ketika melihat ekspresi
muka alif ketika melihat seminar itu, saya seakan masuk ke dalam film
itu... saya merasakan kepedihan alif yang merasakan ITB jauh dari
genggaman dia. saya merasakan kembali menggunakan mesin waktu saat
universitas impian saya seakan jauh menghindari saya :P. saya terbawa
emosi mungkin karena saya sudah baca novelnya dan saya sangat menyukai
novel ini.
adegan mengharukan selanjutnya yang sukses
membuat air mata saya meleleh adalah ketika baso-sahabat alif harus
berhenti sekolah di pesantren karena harus pulang ke gorontola, neneknya
sakit parah. disinilah adegan yang mempu membuat saya tergugu. saat
membaca novelpun, cerita ini membuat saya nangis bombay. kata2 baso di
novel sungguh membuat saya kagum ^_^. disinilah pergolakan hati alif
kembali terjadi, dia ingin keluar dari pondok dan pindah ke sekolah umum
demi mengejar ITB. disini hanya diceritakan sedikit tapi tidak
mengurangi makna, lengkapnya ada di novel. lagi dan lagi saya bilang
novelnya sungguh mengesankan buat saya. kata2 ibu alifwaktu alif ingin
keluar dari pondok "maapkan amak sudah memaksakan keinginan amak tapi
semua itu buat kebaikan waang, mak sudah menandatangi surat pindahan
kamu. pesan mak DIMANAPUN WAANG SEKOLAH TIDAK PENTING YANG PENTING WAANG
BERSUNGGUH-SUNGGUH" wah bener2 so sweet.
akhirnya singkat
cerita, alif tidak jadi pindah sekolah. dia tetap di pondok. film ini
diakhiri dengan pertemuan alif dan kedua temannya di eropa ^_^. semua
sahibul menara bisa meraih impiannya, semua berawal dari mimpi, mari
kita bermimpi, mari tuliskan mimpi kita. jangan takut untuk bermimpi,
karena mimpi itu yang akan menggerakan arah jalan kita. dan satu lagi,
feeling ibu selalu tepat dan saya menyakini itu sampai detik ini. tidak
ada salahnya ketika kita menyatukan mimpi kita dengan ibu kita
yang
saya sesalkan di buku ini adalah kenapa lakon randai kurang cakep
dibandingkan alif. harusnya seimbang, karena alf dan randai dua
bersahabat yang bersain secara sehat dalam semua hal. dan dalam
imajinasi saya alif dan randai, 2 orang yang seimbang dan mungkin lebih
jago randai karena di novel ke2 nya, diceritakan randai bisa mendapatkan
apa2 yg alif inginkan :P. novel ke2nya sama2 seru dan saya sedang
menunggu novel ke3. satu lagi dari film ini yang mengingatkan saya
dengan impian masa kecil saya "menjadi jurnalis, bisa merubah dunia
dengan kata"..... yup, dari dulu saya ingin merubah dunia dengan tulisan
saya, minimal mempengaruhi orang dengan tulisan2 saya.... dan saya
ingin jadi penulis.
sekian dan terima kasih (efek tidak ke RSGM)
Sabtu, 03 Maret 2012
Langganan:
Postingan (Atom)