Rabu, 01 Agustus 2012

kisah mengeja huruf

mencoba mengeja kehidupan, huruf per huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga membentuk sebuah arti. lelah, masih mengeja huruf per huruf tanpa mengerti makna kehidupan. aku seperti anak SD yang baru belajar membaca, sangat menginginkan alur dalam buku cerita tentang sebuah negeri dongeng tapi apa daya kemampuan membaca yang sangat minim hingga aku tertidur pulas tanpa tau akhir dari cerita dongeng tersebut.

kata ibu guru, alah bisa karena biasa... seberapa lama aku harus biasa hingga aku bisa? sifat dasar manusia "ga sabaran" yang kini menyeruak kembali ke otakku. aku mulai ga sabar dengan semuanya, ga sabar dengan pelajaran mengenal huruf2, pelajaran membaca cepat dan pelajaran kesabaran dalam menuntut ilmu. arrgggh semua semakin membuatku muak, benar2 sangat muak. aku terlalu ingin tau tentang ending buku dongeng tersebut tanpa mengeja satu per satu hurufnya.

bolehkah aku memutar waktu? tertidur pulas hingga terbangun dan aku tau ending ceritanya??
kaloupun itu tak bisa, bolehkah aku meminta seseorang untuk membacakan buku tersebut hingga aku tau endingnya lebih cepat??

"tidak nak, kamu akan menikmati setiap liku cerita dengan membacanya sendiri" itu kata orang bijak
"ah peduli amat, aku lebih peduli apakah negeri dongeng kembali aman dan nenek sihir lenyap dibandingkan dengan pertarungan nenek sihir dengan pangeran"
"kamu akan lebih bahagia melihat endingnya  jika kamu membaca cerita sendiri tanpa pertolongan orang lain, kamu akan menikmati setiap detik baris demi baris, lembar demi lembar hingga buku itu tertutup. dan kamu bakal berucap ahhh akhirnya selese juga"
"tapi aku capek, capek membuang waktu hidupku hanya untuk mengeja huruf, capek membayangkan kemungkinan aku tak mampu membaca cerita sampai tamat."
"kenapa harus membayangkan sesuatu yang blom tentu terjadi, kenapa harus bertarung dengan pikiran2mu sendiri tentang kemungkinan2 kamu tidak mampu membaca buku sampai akhir, nikmatilah setiap proses mengejamu. nikmatilah setiap detik waktu yang kamu gunakan untuk membaca buku tersebut"
"proses ini terlalu panjang, andai aku hidup sendiri di dunia ini mungkin aku lebih menikmati cara mengeja dan membacaku tapi disekelilingku terlalu banyak orang iseng yang hobi mengurusi orang lain. mempertanyakan kembali proses mengejaku, mempertanyakan kembali sampai mana proses membacaku hingga membuat aku bertanya ulang apakah aku salah mengambil buku bacaan, terlalu salah mengambil buku yang tebal"
"mengapa harus mendengarkan orang lain, hidupmu adalah hidupmu. orang lain hanya bisa berkomentar, mereka ga tau sebenarnya apa yang ada dalam bukumu, seberapa sering kamu belajar mengeja huruf. mereka ga pernah tau, seberapa sering kamu jatuh bangun untuk membaca buku itu, berapa tetes air mata yang kamu keluarkan demi buku itu. biarlah mereka berkomentar. hiidupmu adalah hidupmu, hanya kamu yang yau hidupmu"
"ahh andai saja di dunia ini tidak ada orang2 yang berlagak sok peduli padal mereka ingin mengolok-olok. andaikan di dunia ini tidak ada orang yang terlalu suka mencampuri urusan orang lain tanpa mengurus urusannya sendiri."
"itulah hidup, teruslah membaca hingga bukumu selese terbaca"
"TAPI AKU CAPEEEEKKKKKKK MEMBACA"

Tidak ada komentar: