pagi ini, saya sangat ingin menulis. sekedar ingin menulis, aktivitas
yang lebih saya sukai dari pada berinteraksi dengan banyak orang.
aktivitas yang menyenangkan dan tentunya menghilangkan semua kegundahan
hati ^_^. kali ini, saya ingin menulis tentang mengalah demi untuk
kebaikan bersama.
yup, mengalah, mungkin sebuah kata yang
gampang untuk ditulis, hanya butuh waktu 3 detik untuk menuliskannya
tapi kadang butuh waktu bertahun-tahun untuk melakukannya dan saya yakin
hampir semua orang pernah melakukkannya. entah mengalah untuk
memberikan mainan terbarunya untuk adiknya atau memberikan mimpinya
untuk orang lain bahkan mungkin memberikan orang yang kita sayang untuk
orang lain. banyak sekali sisi mengalah yang lain tapi intinya hanya
satu mencoba menglepaskan apa yang sebernarnya kita inginkan untuk
kebahagiaan yang lain.
sakit, pasti dan saya yakin pasti
ada tetesan air mata disana. apakah saya pernah merasakannya? jawabannya
adalah sering. walaupun saya anak pertama, saya terbiasa mengalah,
terbiasa mencoba memahami orang lain. karena sejak kecil, ibu saya
selalu bilang "sing warang ngalah" *yang sehat mengalah* atau "sing
gedhe ngalah" yang besar ngalah. mungkin karena itulah, saya terbiasa
diam saat saya tidak ingin melepaskan. saya terbiasa menyendiri saat
tekanan mendera saya. toh saya yakin diam lebih baik daripada berbicara
^_^ tapi walau susah, mengalah itu kadang diperlukan untuk kemaslahatan
bersama.
sewaktu SD saya punya impian, saya melanjutkan ke
SMP 2 yang notabene SMP favorit di kota saya dan mungkin adalah idaman
semua anak kecil waktu itu. saya sangat menginginkannya, sungguh saya
sering diam2 melihat gerbangnya ketika kebetulan saya main ke kota dan
orang tua saya menjanjikan saya boleh sekolah disana jika semua nilai yg
di UAN-kan lebih dari 8. itulah motivasi saya untuk terus belajar,
akhirnya pengumuman NEM keluar dan saya bisa memenuhi itu tapi tidak
pernah saya sangka sebelumnya bapak saya meminta saya sekolah di desa
tempat tinggal saya karena waktu itu tahun 97, awal2 krismon dan ibu
saya hanya diam, akhirnya saya mengerti saya harus mengalah. itulah kali
pertama saya menangis sesenggukan karena saya harus mengalah.
ketika
saya meluluskan SMA, orang tua saya minta saya untuk melanjutkan kuliah
di tempat yang mereka inginkan. ego saya berkata, kali ini saya ga akan
menyerah saya menolaknya karena saya tidak pernah tertarik kuliah
disana. diam2 sewaktu saya mengambil jurusan ini dan ternyata lulus.
agak keberatan tapi akhirnya saya merasa menang karena diperbolehkan
masuk disini tapi dengan konsekuensi saya harus mengencangkan ikat
pinggang dan yang pasti saya lebih lama menyelesaikan masa studi saya.
menyesal, ya saya pernah merasakannya. menyesal karena tidak mengalah
dengan keinginan ortu. menyesal karena membuat orang yg paling saya
sayangi berkorban mati2an untuk memuaskan keinginan saya. begitulah
hidup, kadang apa yang kita sukai belom tentu baik untuk kita, dan apa
yang kita benci belom tentu buruk buat kita.
yah begitulah
mengalah. kadang mengalah itu sulit tapi yakinlah jika itu memang
membawa kemaslahatan bersama kenapa tidak.... pun ketika kita harus
mengalah menyerahkan orang yang mungkin kita sayangi untuk seseorang
yang lebih dulu mengenalnya memang sakit, tapi jika itu memang membawa
kebaikan buat bersama kenapa tidak kita lakukakan. apalagi seseorang itu
adalah seseorang yang tidak berkompeten dan tidak berkomitmen.
lepaskanlah, yakinlah kita akan menemukan seseorang yang lebih baik
darinya. hati-hati bermain api, seperti pepatah jawa "witing tresno
jalaran seko kulino amargo ora ono liyo " *timbulnya cinta karena
terbiasa dan ga ada yang lain lagi*. semakin keras bilang "tidak"
semakin saya mengerti faktor kebiasaan sudah berubah menjadi cinta.
sampai sekarang saya meyakini seorang lelaki sejati adalah ketika dia
tertarik ke perempuan maka dia akan mendatangi orang tuanya ^_^ (semoga
keyakinan ini tidak berubah detik selanjutnya). mengalahlah jika
mengalah itu diperlukan, toh mengalah itu bukan berarti kalah. bukan
berarti kita menurunkan harga diri kita. apakah kita rela mengacak-acak
seperempat perjalanan hidup kita hanya untuk seseorang yang cuma
seperenambelas perjalanan hidup kita??lepaskanlah karena sebentar lagi
akan ada yang lebih baik darinya insyaAllah, seseorang yang lebih
berkompeten dan yang pasti lebih berkomitmen. karena hidup itu seperti
pelangi, warnanya indah karena ada hujan dera sebelumnya. ^_^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar